1.
RESUME
Renjani (Ria Irawan) adalah seorang mantan penari balet
setelah dirinya diperkosa, hamil, dan dipaksa untuk mengaborsi kandungannya. Ia
memutuskan membuang masa lalunya dan pindah ke Yogyakarta. Di perjalanan di
kereta, ia duduk bersebelahan dengan seorang wanita yang disuruh untuk membuang
bayi cacat yang kini berada dalam gendongannya. Sesampai di Yogyakarta, ia
menempati rumah Neneknya yang sangat besar. Kemudian Renjani teringat kisah
perjalanannya dan mendirikan rumah asuh untuk anak-anak yang cacat bernama Ibu
Sejati. Seorang wanita yang filosofis terhadap sifat manusia sekaligus pintar
membaca kartu tarot, Mbak Wid (Jajang
C. Noer) melamar sebagai dokter anak disana. Mbak Widpun mempunyai
masa lalu sendiri, ia adalah anak dari seorang pelacur yang mudah hamil. Hanya
Mbak Wid saja benih yang berhasil lahir, sementara itu, seluruh benih lain
diaborsikan oleh sang ibu. Hal itu membuat Mbak Wid bertekad menjadi seorang
dokter anak. Renjani kemudian menemukan Dewa (Dicky Lebrianto) seorang anak cacat yang
diberikan ke rumah itu. Dewa diasuh Renjani hingga Renjani merasa bahwa Dewa
adalah anaknya sendiri. Sampai umurnya yang menjelang kedelapan, Dewa belum
bisa merespon karena distorsi fungsi otak dan tuna wicara yang dialaminya.
Suatu
hari, Renjani menemukan Dewa membongkar perlengkapan baletnya. Renjani
menggunakannya dan menari sambil menyetel musik klasik, saat itulah Dewa
merespon dengan mengangkat kepalanya. Renjani berpikir Dewa bisa disembuhkan
dengan terapi musik atau tarian, Renjanipun mencarikan sebuah resital musik
atau tari untuk disinggahi. Mereka menonton resital musik biola. Setelah
selesai, Dewa tidak mau pulang. Saat itulah seorang pemuda yang memainkan biola
di resital tadi, Bhisma (Nicholas
Saputra) memperkenalkan diri sambil membawa biola dan tongkat
geseknya. Dewa menggenggam tongkat itu terus. Bhisma akhirnya mengantarkan
Renjani dan Dewa hingga ke Ibu Sejati, Dewa diperbolehkan memegang tongkat itu
hingga esok. Esoknya, Bhisma dan Renjani berbicara banyak, dari situlah Renjani
tahu bahwa Bhisma juga turut perhatian dengan anak-anak yang cacat. Bhisma
menjadi dekat dengan Mbak Wid dan Renjani juga. Pada malam hari, Bhisma
mengajak Renjani untuk berkolaborasi dihadapan Dewa, Renjani akan menari
sementara Bhisma memainkan biola. Hal itu terbukti, Dewa mengangkat kepalanya
lagi. Renjani dan Bhima berpelukan dan nyaris berciuman sebelum Renjani
menghentikannya.
Bhisma
mengurung diri di kamarnya membuat sebuah sonata yang berjudul Biola Tak
Berdawai, diciptakan untuk Dewa. Bhisma memperdengarkan lagu yang belum selesai
ia buat kepada Dewa dan Renjani lewat telepon. Pertemuan Renjani dengan Bhisma
keesokan harinya membuat satu janji, Bhisma harus menyelesaikan Biola Tak
Berdawai itu. Lalu, Bhisma mengurung diri lagi dan berkata lewat telepon bahwa
ia akan memperdengarkannya di tempat resital dimana Bisma dan Renjani bertemu.
Resitalpun berlangsung, hingga selesai, Bhisma tidak melihat Renjani maupun
Dewa. Iapun membuang sonata yang telah terselesaikan. Bhisma menjadi murung,
lalu memutuskan untuk ke Ibu Sejati. Disana ada Mbak Wid yang menceritakan
bahwa Renjani ternyata mengidap kanker rahim yang ia dapati setelah melakukan
aborsi yang sembarangan. Renjani sendiri mengira bahwa itu adalah maag biasa,
pada malam resital Bhisma, Dewa dan Renjani sudah rapih, tetapi Renjani
tiba-tiba ambruk dan dibawa ke rumah sakit. Ia meninggal setelah seminggu dalam
keadaan koma. Bhisma menangisi Renjani sambil memeluk Dewa yang terduduk
disamping tempat tidur. Beberapa hari kemudian, Bhisma bersama Dewa mengunjungi
makam Renjani. Bhisma kemudian mendudukkan Dewa disamping nisan, lalu Bhisma
mengambil biola dan memainkan Biola Tak Berdawai, menuntaskan janjinya kepada
Renjani
Analisis unsur instrinsik dan
ekstrinsik
1. Unsur
Intreinsik
a.
Tema
: Menerima kekurangan orang lain adalah bukti ketulusan cinta
b. Plot/Alur
: Maju
c.
Tokoh
serta Penokohan
Renjani: Baik, penyanyang, sabar, tidak
bertanggung jawab
Mbak Wid : cerewet, pemarah dan baik
Bisma : baik, penyanyang dan pemaksaan
Dewa: lugu, dan baik
d. Latar/seting
:
Tempat : Rumah asuh, kuburan,sawah,tepi
pantai,pameran balet Ramayana.
Waktu : pagi hari, siang hari,sore
hari, malam hari
Suasana: senang, sedih dan terharu
e.
Sudut
pandang: orang pertama pelaku utama
f.
Gaya
Bahasa : Bahasa yang digunakan sehari-hari
g. Amanat:
jangan pernah melakukan aborsi karena tindakan tersebut adalah tidak
bertanggung jawab dan dapat merugikan kesehatan diri sendiri.
- Unsur Ekstrinsik
Nilai keagamaan :
Agama mengajarkan menggurkan kandungan
adalah hal yang tidak bertanggung jawab dan melawan printah Tuhan.
Nilai Budaya :
Menghargai sesama manusia dalam hal
memberi salam (Hai). Dan kebudayaan yang menonjol dari kota jogyakarata
menunjukan betapa indahnya dan ramahnya kota pelajar tersebut
Nilai Sosial:
Cobalah untuk jujur kepada diri sendiri
dan sahabat kita.
Dan menerima semua orang yang tidak
meiliki kesempurnaan fisik sebegai teman kita.
Nilai kesehatan:
Janganlah melakukan tindakan cerboh
pada kesehatan kita, akan fatal akibatnya bila pada suatu saat kita sudah tak
mempedulikan kesehatan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar