Kamis, 17 Desember 2015

ANALISIS FILM BIOLA TAK BERDAWAI



ANALISIS FILM BIOLA TAK BERDAWAI


1.      RESUME
Renjani (Ria Irawan) adalah seorang mantan penari balet setelah dirinya diperkosa, hamil, dan dipaksa untuk mengaborsi kandungannya. Ia memutuskan membuang masa lalunya dan pindah ke Yogyakarta. Di perjalanan di kereta, ia duduk bersebelahan dengan seorang wanita yang disuruh untuk membuang bayi cacat yang kini berada dalam gendongannya. Sesampai di Yogyakarta, ia menempati rumah Neneknya yang sangat besar. Kemudian Renjani teringat kisah perjalanannya dan mendirikan rumah asuh untuk anak-anak yang cacat bernama Ibu Sejati. Seorang wanita yang filosofis terhadap sifat manusia sekaligus pintar membaca kartu tarot, Mbak Wid (Jajang C. Noer) melamar sebagai dokter anak disana. Mbak Widpun mempunyai masa lalu sendiri, ia adalah anak dari seorang pelacur yang mudah hamil. Hanya Mbak Wid saja benih yang berhasil lahir, sementara itu, seluruh benih lain diaborsikan oleh sang ibu. Hal itu membuat Mbak Wid bertekad menjadi seorang dokter anak. Renjani kemudian menemukan Dewa (Dicky Lebrianto) seorang anak cacat yang diberikan ke rumah itu. Dewa diasuh Renjani hingga Renjani merasa bahwa Dewa adalah anaknya sendiri. Sampai umurnya yang menjelang kedelapan, Dewa belum bisa merespon karena distorsi fungsi otak dan tuna wicara yang dialaminya.
Suatu hari, Renjani menemukan Dewa membongkar perlengkapan baletnya. Renjani menggunakannya dan menari sambil menyetel musik klasik, saat itulah Dewa merespon dengan mengangkat kepalanya. Renjani berpikir Dewa bisa disembuhkan dengan terapi musik atau tarian, Renjanipun mencarikan sebuah resital musik atau tari untuk disinggahi. Mereka menonton resital musik biola. Setelah selesai, Dewa tidak mau pulang. Saat itulah seorang pemuda yang memainkan biola di resital tadi, Bhisma (Nicholas Saputra) memperkenalkan diri sambil membawa biola dan tongkat geseknya. Dewa menggenggam tongkat itu terus. Bhisma akhirnya mengantarkan Renjani dan Dewa hingga ke Ibu Sejati, Dewa diperbolehkan memegang tongkat itu hingga esok. Esoknya, Bhisma dan Renjani berbicara banyak, dari situlah Renjani tahu bahwa Bhisma juga turut perhatian dengan anak-anak yang cacat. Bhisma menjadi dekat dengan Mbak Wid dan Renjani juga. Pada malam hari, Bhisma mengajak Renjani untuk berkolaborasi dihadapan Dewa, Renjani akan menari sementara Bhisma memainkan biola. Hal itu terbukti, Dewa mengangkat kepalanya lagi. Renjani dan Bhima berpelukan dan nyaris berciuman sebelum Renjani menghentikannya.
Bhisma mengurung diri di kamarnya membuat sebuah sonata yang berjudul Biola Tak Berdawai, diciptakan untuk Dewa. Bhisma memperdengarkan lagu yang belum selesai ia buat kepada Dewa dan Renjani lewat telepon. Pertemuan Renjani dengan Bhisma keesokan harinya membuat satu janji, Bhisma harus menyelesaikan Biola Tak Berdawai itu. Lalu, Bhisma mengurung diri lagi dan berkata lewat telepon bahwa ia akan memperdengarkannya di tempat resital dimana Bisma dan Renjani bertemu. Resitalpun berlangsung, hingga selesai, Bhisma tidak melihat Renjani maupun Dewa. Iapun membuang sonata yang telah terselesaikan. Bhisma menjadi murung, lalu memutuskan untuk ke Ibu Sejati. Disana ada Mbak Wid yang menceritakan bahwa Renjani ternyata mengidap kanker rahim yang ia dapati setelah melakukan aborsi yang sembarangan. Renjani sendiri mengira bahwa itu adalah maag biasa, pada malam resital Bhisma, Dewa dan Renjani sudah rapih, tetapi Renjani tiba-tiba ambruk dan dibawa ke rumah sakit. Ia meninggal setelah seminggu dalam keadaan koma. Bhisma menangisi Renjani sambil memeluk Dewa yang terduduk disamping tempat tidur. Beberapa hari kemudian, Bhisma bersama Dewa mengunjungi makam Renjani. Bhisma kemudian mendudukkan Dewa disamping nisan, lalu Bhisma mengambil biola dan memainkan Biola Tak Berdawai, menuntaskan janjinya kepada Renjani

Analisis unsur instrinsik dan ekstrinsik
1.      Unsur Intreinsik
a.       Tema : Menerima kekurangan orang lain adalah  bukti ketulusan cinta
b.       Plot/Alur : Maju
c.       Tokoh serta Penokohan
Renjani: Baik, penyanyang, sabar, tidak bertanggung jawab
Mbak Wid : cerewet, pemarah dan baik
Bisma : baik, penyanyang dan pemaksaan
Dewa: lugu, dan baik
d.      Latar/seting :
Tempat : Rumah asuh, kuburan,sawah,tepi pantai,pameran balet Ramayana.
Waktu : pagi hari, siang hari,sore hari, malam hari
Suasana: senang, sedih dan terharu
e.       Sudut pandang: orang pertama pelaku utama
f.       Gaya Bahasa : Bahasa yang digunakan sehari-hari
g.      Amanat: jangan pernah melakukan aborsi karena tindakan tersebut adalah tidak bertanggung jawab dan dapat merugikan kesehatan diri sendiri.
  1. Unsur Ekstrinsik
Nilai keagamaan :
Agama mengajarkan menggurkan kandungan adalah hal yang tidak bertanggung jawab dan melawan printah Tuhan.
Nilai Budaya :
Menghargai sesama manusia dalam hal memberi salam (Hai). Dan kebudayaan yang menonjol dari kota jogyakarata menunjukan betapa indahnya dan ramahnya kota pelajar tersebut
Nilai Sosial:
Cobalah untuk jujur kepada diri sendiri dan sahabat kita.
Dan menerima semua orang yang tidak meiliki kesempurnaan fisik sebegai teman kita.
Nilai kesehatan:
Janganlah melakukan tindakan cerboh pada kesehatan kita, akan fatal akibatnya bila pada suatu saat kita sudah tak mempedulikan kesehatan tersebut.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar